I.
TOPIK :
REAKSI UJI KARBOHIDRAT
II.
TUJUAN :
1.
Mempelajari dan memahami reaksi-reaksi uji pada karbohidrat
2.
Membedakan Pati dari sakarida dengan uji iodine
III.
DASAR TEORI :
Karbohidrat ('hidrat dari
karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani σάκχαρον,
sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik
yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh
makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan
makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi
pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur).
Secara biokimia, karbohidrat adalah
polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan
senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi
karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada
awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai
rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n
atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian,
terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang
mengandung nitrogen.
Karbohidrat merupakan senyawa – senyawa
aldehida atau keton yang mempunyai gugus hidroksil. Senyawa – seyawa ini
menyusun sebagian besar bahan organic di dunia karena peran multipelnya pada
semua bentuk kehidupan. Karbohidrat bertindak sebagai sumber energi, bahan
bakar, dan zat antara metabolisme. Contoh : pati pada tumbuhan dan glikogen
pada hewan adalah polisakarida yang dapat dimobilisasi untuk menghasilkan
glukosa (bahan bakar utama untuk pembentukan energi). Gula ribosa dan deoksi
ribosa pembentuk sebagian kerangka struktur RNA dan DNA. Fleksibilitas cincin
kedua gula ini penting pada penyimpanan dan ekspresi informasi genetika.
Karbohidrat atau sakarida terdapat
gugus hidroksil (-OH), gugus aldehid atau gugus keton. Maka dapat didefinisikan
bahwa karbohidrat sebagai senyawa polihidroksialdehida atau polihidroksiketon,
atau senyawa yang dihidrolisis dari keduanya. Karbohidrat dapat digolongkan
berdasarkan jumlah monomer penyusunnya. Ada 3 jenis karbohidrat berdasarkan
penggolongan ini, yaitu, Monosakarida, Disakarida (Oligosakarida) dan Polisakarida
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan senyawa
karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis lagi. Umumnya
senyawa ini adalah aldehid atau keton yang mempunyai 2 atau lebih gugus
hidroksil. Beberapa molekul karbohidrat ada yang mengandung unsur nitrogen dan
sulfur. Rumus empiris karbohidrat adalah (CH2O)n. Jika gugus karbonil pada
ujung rantai monosakarida adalah turunan aldehid maka monosakarida ini disebut
aldosa. Jika gugus karbonil pada ujung rantai monosakarida adalah turunan keton
maka monosakarida ini disebut ketosa. Monosakarida yang paling kecil n = 3
adalah gliseraldehid dan dihidroksiaseton.
2. Disakarida
(Oligosakarida)
Disakarida merupakan
karbohidrat yang terbentuk dari 2 sampai 10 monosakarida. Yang termasuk
kelompok ini adalah disakarida, trisakarida, Dan seterusnya. Disakarida terdiri
dari 2 monosakarida yang terikat dengan O-Glikosidik. 3 senyawa disakarida utama
yang penting dan melimpah ruah di alam yaitu sukrosa, laktosa dan maltosa.
Ketiga senyawa ini memiliki rumus molekul yang sama (C12H22O11) tetapi struktur
molekul berbeda.
Sukrosa atau gula pasir
dibuat dari tetes tebu. Sikropsa lebih manis dari glukosa, tetapi kurang manis
dibandingkan dengan fruktosa, sangat mudah larut dalam air. Gula ini dipakai
untuk membuat sirup, gula – gula dan pemanis makanan. Jika senyawa ini
dihidrolisis akan dihasilkan satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Laktosa disebut gula susu
karena terdapat banyak dalam air susu. Biasanya diperoleh dari air susu. Gula
ini merupakan gula yang paling suka larut dalam air dan paling tidak manis.
Enzim dalam bakteri tertentu akan mengubah laktosa menjadi asam laktat, hal ini
terjadi bila susu berubah menjadi masam. Laktosa dipakai untuk membuat makanan
bayi dan diet spesial. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 1 molekul glukosa dan
1 molekul galaktosa.
Maltosa disebut sebagai
gula mout, banyak terdapat pada jelai yang sedang berkecambah. Senyawa ini
merupakan hasil hidrolisis parsial dari pati. Dibandingkan dngan sukrosa zat
ini lebih sukar larut dan kurang manis. Senyawa ini dipergunakan untuk penyusun
makanan bayi, susu bubuk, dan bahan makanan lainnya. Jika dihidrolisis akan
dihasilkan 2 molekul glukosa.
3. Polisakarida
Polisakarida tersusun oleh
monosakarida yang tergabung dengan ikatan glukosida. Pati merupakan salah satu
contoh polisakarida yang tersusun oleh glukosa. Dipandang dari strukturnya,
butir –butir pati terdiri atas 2 bagian yaitu: Bagian amilosa yang merupakan
rantai lurus polimer glukosa, dan bagian amilopektin yang trdiri atas rantai
bercabang polimer glukosa jika dihidrolisis sempurna akan dihasilkan molekul –
molekul glukosa.
Identifikasi monosakarida dilakukan berdasarkan sifat kemampuannya mereduksi,
yang dilakukan menggunakan uji Benedict. Uji Molicsch dipergunakan untuk
mengenal karbohidrat yang mudah mengalami dehidrasi membentuk furfural maupun
dihidrosifurfural yang lebih lanjut berkondensasi dengan resorsinol, orsinol
ataupun a-naftol. Reagen Seliwanof dipergunakan untuk mengenal adanya
karbohidrat yang mengandung gugus fungsional aldehid seperti fruktosa dan
sukrosa. Pereaksi barfoed digunakan secara umum untuk mengenal adanya
monosakarida. Uji iodin secara khusus dipergunakan untuk mengidentifikasi
adanya polisakarida amilum.
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
NO
|
Nama Alat
|
Ukuran (ml)
|
Jumlah
|
1
|
Rak tabung reaksi
|
-
|
1
|
2
|
Penangas (lampu spritus)
|
-
|
1
|
3
|
Gelas kimia
|
50
|
13
|
4
|
Penjepit
|
-
|
1
|
5
|
Batang pengaduk
|
-
|
1
|
6
|
Pipet tetes
|
-
|
1
|
7
|
Neraca Analitik
|
-
|
1
|
B.
Bahan
Nama Bahan
|
Jumlah
|
Larutan gula
|
4 ml
|
Larutan Madu
|
4 ml
|
Larutan susu
|
4 ml
|
Larutan amilum
|
4 ml
|
Larutan Glukosa
|
4 ml
|
Larutan fruktosa
|
4 ml
|
Larutan laktosa
|
4 ml
|
Larutan maltose
|
4 ml
|
Larutan Iodin (I2)
|
16 tetes
|
Larutan HCL
|
16 tetes
|
Larutan NaOH
|
16 tetes
|
Larutan NH3
|
2 ml
|
Larutan AgNO3
|
8 ml
|
Aquades
|
Secukupnya
|
V.
PROSEDUR KERJA
1.
Uji Tollens
·
1 ml larutan AgNO3 di campurkan kemudian 2 tetes NaOH 10% (
ditetes demi tetes) dan ammonia encer.
·
Campuran di atas di aduk kemudian di tambahkan 1 ml larutan sampel (
karbohidrat) didiamkan selama 5 menit.
·
Jika tidak terjadi reaksi larutan di panaskan.
·
Pada semua larutan smapel di lakukan hal yang sama
·
Hasil pengamatan di catat.
2.
Uji iodine
·
Di tambahkan 2 tetes iodine pada 3 ml pada masing-masing larutan karbohidrat
(Larutan Glukosa, Larutan Fruktosa, Larutan Maltosa, Larutan Laktosa, Larutan
Amilum, Larutan Gula, Larutan Madu, dan Larutan Susu), pada tabung reaksi I
ditambahkan 2 tetes air, pada tabung reaksi II di tambahkan 2 tetes HCL 6 N,
dan pada tabung reaksi III di tambahkan 2 tetes NaOH 6 N.
·
Hasil campuran diatas di kocok dan di perhatikan warna apa yang terbentuk.
·
Setelah di kocok tabung di panaskan, dan kemudian di dinginkan.
·
Di lakukan hal yang sama pada semua larutan sampel.
·
Hasil pengamatan di catat.
VI.
DATA HASIL
PENGAMATAN
A. Uji Tollens
PERLAKUAN
|
HASIL PENGAMATAN
|
1. Mencampurkan 1 ml AgNO3 kemudian 2 tetes NaOH 10 % ( tetes
demi tetes) dan amoniak encer
2. Mengaduknya kemudian
menambahkan 1 ml larutan sampel ( karbohidrat) mendiamkan selama 5 menit
3. Memanaskan larutan jika tidak terjadi reaksi
a. Glukosa
·
1 ml AgNO3 + 2 tetes NaOH 10 % + 5 tetes NH3
encer + 1 ml glukosa (dikocok)
·
Di panaskan sampai terjadi perubahan
·
Didinginkan selama 5 menit
b. Maltosa
·
1 ml AgNO3 5 % + 2 tetes NaOH 10 % + 5 tetes NH3
+1ml maltose (dikocok)
·
Dipanaskan sampai terjadi perubahan
·
Didinginkan selama 5 menit
c. Laktosa
·
1 ml AgNO3 5 % + 2 tetes NaOH 10 % + 5 tetes NH3
+ 1 ml laktosa(dikocok)
·
Dipanaskan sampai terjadi perubahan
·
Didinginkan selama 5 menit
d. Fruktosa
·
1 mg AgNO3 5 % + 2 tetes NaOH 10% + 5 tetes
NH3 + 1 ml fruktosa (dikocok)
·
Dipanaskan sampai terjadi perubahan
·
Didinginkan sekitar 5 menit
e. Madu
·
1 ml AgNO3 + 2 tetes NaOH + 5 tetes NH3
+ 1 ml madu (dikocok)
·
Dipanaskan sampai terjadi perubahan
·
Didinginkan selama 5 menit
f. Susu
·
1 ml AgNO3 + 2 tetes NaOH + 5 tetes NH3
+ 1 ml susu (dikocok)
·
Dipanaskan sampai terjadi perubahan
·
Didinginkan selama 5 menit
g. Amilum
·
1 ml AgNO3 + 2 tetes NaOH + 5 tetes NH3
+ 1 ml amilum (dikocok)
·
Dipanaskan sampai terjadi perubahan
·
Didinginkan sekama 5 menit
h. Gula
·
1 ml AgNO3 + 2 tetes NaOH + 5 tetes NH3 + 1
ml gula (dikocok)
·
Dipanaskan sampai terjadi perubahan
·
Didinginkan selama 5 menit
|
·
Larutan berwarna coklat keruh endapan berwarna hitam
·
Larutan berwarna abu-abu keruh, dan endapan hitam (
mengkilat )
·
Larutan bening dan endapan ungu (mengkilat)
·
Larutan keruh dan endapan hitam
·
Larutan berwarna abu-abu keruh dan endapan hitam
(mengkilat )
·
Larutan bening keruh kehijauan dan endapan hitam
(mengkilat)
·
Larutan berwarna hitam endapan abu-abu
·
Larutan berwarna hijau dan keruh endapan hitam (mengkilat)
·
Warna bening keruh kehijauan dan endapan hitam
(mengkilat)
·
Larutan hitam dan
endapan abu-abu
·
Larutan berwarna agak kehijauan dan keruh, endapan
hitam (mengkilat)
·
Larutan bening keruh kehijauan dan endapan hitam (mengkilat)
·
Larutan berwarna hitam
dan endapan hitam
·
Larutan bening kehijauan dan endapan hitam.
·
Larutan bening agak kehijauan dan endapan hitam
(mengkilat)
·
Larutan berwarna coklat dan endapan abu-abu.
·
Larutan berwarna merah bata dan endapan abu-abu
·
Larutan berwarna merah bata dan endapan hitam
·
Putih susu endapan abu-abu
·
Larutan bening endapan ungu
·
Larutan bening endapan ungu
·
Larutan bening dan endapan abu-abu
·
Larutan berwarna hitam dan endapan hitam
( mengkilat )
·
Larutan keruh endapan abu-abu
|
B. Uji iodine
PERLAKUAN
|
HASIL PENGAMATAN
|
1) Memasukkan 3 ml larutan gula masing- masing ke dalam 3 tabung. Kemudian
masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian masing-masing ditambahkan
lagi pada :
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
2)
Memasukkan 3 ml larutan fruktosa masing- masing ke dalam 3 tabung. Kemudian
masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian masing-masing ditambahkan
lagi pada:
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
3)
Memasukkan 3 ml larutan madu masing- masing ke dalam 3
tabung. Kemudian masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian
masing-masing ditambahkan lagi pada:
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
4)
Memasukkan 3 ml larutan maltosa masing- masing ke dalam 3 tabung. Kemudian
masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian masing-masing ditambahkan
lagi pada:
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
5)
Memasukkan 3 ml larutan glukosa masing- masing ke dalam 3 tabung. Kemudian
masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian masing-masing ditambahkan
lagi pada:
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
6)
Memasukkan 3 ml larutan susu masing- masing ke dalam 3
tabung. Kemudian masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian
masing-masing ditambahkan lagi pada:
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
7)
Memasukkan 3 ml larutan amilum masing- masing ke dalam
3 tabung. Kemudian masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian
masing-masing ditambahkan lagi pada:
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
8)
Memasukkan 3 ml larutan laktosa masing- masing ke dalam
3 tabung. Kemudian masing-masing ditambahkan 2 tetes iodin . kemudian
masing-masing ditambahkan lagi pada:
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
Dipanaskan
·
Tabung 1: + 2 tetes air
·
Tabung 2: + 2 tetes HCl
·
Tabung 3 : + 2 tetes NaOH
|
·
larutan kuning pucat
·
Warna larutan tidak berubah
·
Warna larutan tidak berubah
·
Larutan menjadi bening
·
Warna larutan tidak berubah
·
Larutan bening
·
Larutan bening
·
larutan kuning pucat
·
Warna larutan tidak berubah
·
Warna larutan tidak berubah
·
Warna larutan semakin kuning
·
Warna larutan tidak berubah
·
Warna larutan kuning pucat
·
Warna larutan jingga
·
larutan kuning pucat
·
Warna larutan tidak berubah
·
Warna larutan tidak berubah
·
Warna larutan semakin kuning
·
Warna larutan tidak berubah
·
Larutan bening
·
Warna larutan orange
·
Larutan kuning
·
Warna larutan tidak berubah
·
Warna larutan semakin kuning
·
Larutan bening
·
Larutan bening
·
Warna larutan kuning pucat
·
Warna larutan kuning tua
·
Larutan kuning
·
Warna larutan tidak berubah
·
Warna larutan kuning pekat
·
Warna larutan kuning pudar
·
Larutan bening
·
Warna larutan kuning pucat
·
Warna larutan kunin
·
larutan berwarna putih susu
·
Warna larutan tidak berubah
·
Warna larutan tidak berubah
·
Terdapat endapan
·
Hijau berubah kuning
·
Warna putih berkurang terbentuk gel
·
Gel menyatu diatas dan warna putih pucat
·
Warna permukaan larutan ungu pekat dan di bawah
permukaan bening
·
Warna larutan tidak berubah
·
Warna larutan ungu muda
·
Warna larutan tidak berubah
·
Warna larutan kuning pucat
·
Warna ungu memudar menjadi bening
·
Warna larutan kuning pucat dan terdapat butiran halus
berwarna hitam
·
Larutan berwana kuning jernih
·
Warna larutan kuning pucat
·
Warna larutan kuning
·
Warna larutan merah
·
Warna larutan kuning pucat
·
Warna larutan kuning pekat
·
Warna larutan merah
|
VII.
PEMBAHASAN
1.
Uji tollens
Uji tollens
merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan senyawa aldehid dan
senyawa keton.
Dalam percobaan
ini yang pertama dilakukan adalah membuat Pereaksi tollens yaitu dengan
Mencampurkan 1 ml AgNO3 kemudian 2 tetes NaOH 10 % ( tetes demi
tetes) sehingga menghasilkan pengoksidasi ringan yaitu larutan basa dari perak
nitrat. Untuk mencegah pengendapan ion perak sebagai oksida pada suhu tinggi,
maka ditambahkan beberapa tetes larutan amonia, amonia membentuk kompleks larut
air dengan ion perak.
Pada praktikum ini
menggunakan delapan jenis sampel yang diuji apakah dia termasuk ke dalam
senyawa aldehid atau senyawa keton. Sampel-sampel tersebut antara lain Larutan
Glukosa, Larutan Fruktosa, Larutan Maltosa, Larutan Laktosa, Larutan Amilum,
Larutan Gula, Larutan Madu, dan Larutan Susu.
Pada percobaan
terhadap Larutan gula, larutan maltosa, larutan fruktosa, larutan laktosa,
larutan glukosa dan madu pada saat ditambahkan dengan pereaksi tollens terjadi
perubahan warna larutan menjadi coklat keruh dan tebentuk endapan berwarna
hitam. Kemudian dipanaskan terjadi lagi perubahan yaitu warna larutan abu-abu
keruh dan terbentuknya endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi dan
endapan berwarna kehitaman, setelah larutan di dinginkan warna larutan berubah
lagi menjadi bening kehijauan dan endapannya berwarna hitam. Dari pengamatan
ini dapat dinyatakan bahwa keenam larutan ini merupakan senyawa aldehid, karena
pada dasar tabung reaksi mengkilat yang menunjukkan adanya endapan cermin
perak.Endapan cermin perak ini berasal dari Gugus aktif pada pereksi tollens
yaitu Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilkan endapan perak. Endapan perak
ini akan menempel pada dinding tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak.
Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat . ion Ag+ dalam reagensia tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positif ditandai dengan
terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi . reaksi dengan
pereaksi tollens mampu meng ubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O.
Pada percobaan terhadap larutan susu
dan amilum pada saat ditambahkan pereaksi tollens terjadi perubahan warna pada
susu yang awalnya berwarna putih susu berubah menjadi coklat dan terbentuk
endapan abu – abu sedangkan pada amilum yang awalnya bening berubah menjadi
warna putih susu dan terbentuk endapan abu –abu, kemudian pada saat dipanaskan
warna larutan berubah lagi warna larutan
dan endapan hitam sedangkan pada
larutan amilum larutan menjadi bening dan endapan ungu. Pada kedua larutan ini
tidak tebentuk endapan cermin perak yang terbentuk hanya endapan berwarna hitam
pada susu dan ungu pada amilum.
Dari pengamatan ini dapat dinyatakan
bahwa kedua larutan ini termasuk kedalam senyawa keton karena tidak menghasilkan
endapan cermin perak. Susu dan amilum tidak dapat membentuk cermin perak karena
tidak mempunyai atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonnya. Kedua tangan
gugus karbonnya sudah mengikat dua gugus alkil sehingga aseton tidak mengalami
oksidasi ketika ditambah pereaksi tollens dan dipanaskan.
2. Uji Iodin
Uji iodin digunakan untuk medeteksi adanya pati ( suatu polisakarida ).
Pada percobaan masing – masing larutan sampel ditambahkan dengan 2 tetes iodin,
Iodin yang ditambahkan berfungsi sebagai
indikator suatu senyawa polisakarida. Uji Iodin dalam percobaan dilakukan dengan 3 kondisi yaitu kondisi, netral,asam dan basa,yaitu pada masing-masing tabung ditambahkan 2 tetes air pada
tabung I ( netral ), 2 tetes HCl pada tabung II ( asam ) dan 2 tetes NaOH pada
tabung III ( basa ). Kemudian ketiga tabung tersebut dipanaskan, setelah
dipanaskan pada tabung I dengan kondisi netral diperoleh (+2
tetes air) tidak terjadi perubahan warna, dengan basa (+ 2 tetes NaOH)
tidak mengalami perubahan warna (warna
tetap keruh) atau dengan kata lain tidak terbentuk ikatan koordinasi antara ion
iodida pada heliks. Hal ini disebabkan karena
dengan basa I2 akan mengalami reaksi sebagai berikut:
3 I2 + 6 NaOH → 5 NaI + NaIO3 + 3 H2O
Sehingga pada
larutan tidak terdapat I2 yang menyebabkan tidak terjadinya ikatan
koordinasi sehingga warna tetap keruh, sedangkan dengan kondisi asam (+ 2 tetes HCl)
terjadi perubahan warna dari keruh menjadi bening.
Pada kondisi asam NaI dan NaIO3 diubah menjadi
I2 kembali oleh asam klorida . Jadi pada
kondisi asam-lah memberikan hasil uji terbaik. Dengan
reaksi:
5 NaI + NaIO3 + 6 HCl → 3
I2 + 6 NaCl + 3 H2O
VIII.
KESIMPULAN
1)
Larutan gula, larutan maltosa, larutan fruktosa, larutan laktosa, larutan
glukosa dan madu termasuk ke dalam senyawa aldehid.
2)
Susu dan amilum termasuk ke dalam senyawa keton
3)
Polisakarida tidak mengalami reaksi oksidasi, sedangkan monosakarida yang
mengandung gugus aldehid (senyawa aldosa) mengalami reaksi oksidasi
4)
Uji iodine baik dilakukan pada kondisi asam karena menghasilkan hasil yang
optimal.
5)
Seharusnya pada uji iodin ini dapat dilihat bahwa dari glukosa , fruktosa,
maltosa, laktosa ,madu,susu dan amilum hanya amilum yang dapat dihidrolisis
menjadi molekul yang lebih kecil secara berurutan hingga terbentuk
glukosa.selain itu, sampel yang lain bukanlah polisakarida, tetapi monosakarida
dan disakarida yang tidak membentuk molekul kompleks misellet pati jika
dihidrolisis.
IX.
LAMPIRAN
Laporan sementara
Photo
Hasil Percobaan
X.
DAFTAR PUSTAKA
Ciptadi. 2011. Penuntun Praktikum
Biokimia. Penerbit : Universitan palangkaraya.
Kusnawidjaya, Kurnia. 1983. Biokimia.
Penerbit Alumni : Bandung
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. UI-Pres: Jakarta
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. UI-Pres: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar